Rabu, 10 Juli 2013

KELUH KESAH PETANI PONOROGO



Petani Ponorogo Bubruk

Tidak hanya hama “potong leher” yang membuat petani susah dan merugi, Gayung bersambut, cuaca yang tidak tentu, hujan ekstrem semakin memperparah kerugian panjang para petani, khususnya di Ponorogo.

Seperti hujan deras dan angin, Jum'at (5/7) kemarin, mengakibatkan ratusan hektar tanaman padi ambruk. Padi yang berumur 80-90 hari bertumbangan. Akibatnya petani harus memanen dini tanaman padi di sawah mereka.

Giran (70 ) warga Dusun Jajar, Desa Lembah, Babadan,Ponorogo mengaku rugi ratusan ribu akibat tanaman padi di sawahnya seluas 700 m2, tumbang diterjang angin dan hujan. Selain itu Giran yang biasanya memanen sendiri sawahnya, kini terpaksa mempekerjakan kepada orang lain,dengan cara borongan. Setiap 8 kg gabah yang dihasilkan, para pakerja mendapatakan upah 1 kg. "Kerjanya borongan, ini ada 6 orang ya, bayarannya nanti tergantung berapa kilo yang didapat," kata Giran.

Padi yang belum cukup tua musti dipanen dini, sebab kalau tidak padi akan rusak kalau dibiarkan dalam kondisi tumbang. Selain memerlukan waktu lama, panen padi yang tumbang juga memerlukan tenaga lebih banyak. "Lha iya wong banyak lumpurnya, terus tidka bisa dibabat seperti padi yang berdiri," tutur Wiwik (40) pemilik 5 hekatar tanaman padi di dusun Malangan, Desa Lembah Babadan.

Wiwik mengaku hingga 10 persen dari padi yang diahsilkan akibat tumbang itu. Selama ini 1 ton padi bisa dihasilkan dari lahan seluas 80 ru. Menurutnya, padi di sawahnya baru berumur 90 hari, idelanya tanaman padi berumur 105 hari baru dipanen. Sementara belum dilakukan panen, karena menunggu para pekerja borongan. Kalau biocara kerugian baik Wiwi mau pun Giran mengaku rugi jutaan rupiah.

Kalau padi di Babadan sulit diatasi dan musti dipanen dini, tidak demikian halnya dengan Mussrikah, pemilik 3 hektar tanaman padi di Desa sampung, kecamatan Sampung. Padi yang beumur 70 hari, kata Musrikah masih bisa diatasid engan didirikan kembali, walau memerlukan tenaga danw aktu yang banyak. " masih bsia didirikan, kalau dipanen belum bisa," tutur ibu 2 anak itu. *

REPORTER SITI NOOR AINIE


Tidak ada komentar:

Posting Komentar